Friday, July 22, 2016

MPK Seni Musik dan Vokal, Sebuah Ulasan

Di Universitas Indonesia, mau fakultas manapun kamu, ada mata kuliah 1 SKS yang wajib diambil oleh semua mahasiswa di sini kalau mau lulus. Mata kuliah tersebut adalah MPKS/O (Mata-kuliah Pengembangan Kepribadian Seni atau Olahraga). Seperti biasa, gue akan mencoba mengulas mata kuliah ini secara objektif.

Pasti. Pasti deh kalo ada maba yang nanya sama kakak tingkatnya tentang MPKO/S (atau mata kuliah lain juga bisa sih), pertanyaannya adalah: "nilainya gampang atau enggak ka?". Beranjak dari pertanyaan itu, anda maba-maba lucuk UI pasti pernah mendengar pernyataan kalau MPKO lebih gampang nilainya daripada MPKS. I can't say it's true but neither I can say it's wrong. Gue denger banyak laporan kalo yang MPKO tinggal datang-latihan-pulang-dapet A, tapi kenyataannya gak sedikit tuh yang nilai akhirnya mentok di B- :( Saat ini gue gak akan membahas MPKO, tapi gue akan membahas MPKS terlebih lagi seni dan vokal secara spesifik.

Alasan gue memilih kelas ini adalah karena kelas-kelas lain gak ada yang menarik hati gue. Maksud gue, karawitan Jawa dan kaligrafi seem cool but meh. Kebetulan gue bisa bermain alat musik atau setidaknya nyanyi meskipun fals tapi yaudahlahya, nama juga belajar, pikir gue. Saat itu, yang gue pikirkan adalah tiap pertemuan kita bakalan disuruh main musik, atau diajarin teknik-teknik bermain musik. Nyatanya? Sampe sebelum tugas akhir, kita gak ada menyentuh satu alat musikpun. Boro-boro alat musik, nyanyi-pun kaga.

Menurut gue salah juga karena menganggap dan berekspektasi bahwa kelas ini akan seperti Glee yang kamu dan aku tonton. Gue lupa bahwa ini adalah dunia perkuliahan yang di mana lo tuh udah dianggap gede -_-. Jadi apa yang dipelajari atau ngapain aja tiap pertemuan? Kita membahas sejarah perkembangan musik dari awal. Ya. Dari awal

Buat kebanyakan orang, gue termasuk, kita kesel banget kenapa harus belajar beginian sih. Dari budayanya, alat musiknya, penulis musiknya, dan semacemnya. Seiring berjalannya waktu, entah kenapa kok jadi suka sama materi kuliahnya. Ya mungkin karena emang minatnya juga ada di musik sih ya, tetapi ngebahas apa yang terjadi di masa lalu terlebih lagi sama musik tuh kayaknya membuat sejarah lebih jadi making sense gitu. Ditambah lagi, Kak Gita dan Mas Theo bisa menyampaikan materi pembelajarannya dengan sangaaat menyenangkan. Setelah pertemuan pertama, gak sekalipun gue menguap di pertemuan-pertemuan selanjutnya, meskipun jam kuliah mulai dari jam 5 sore. Waktu juga rasanya cepet banget entah kenapa. 

Mata kuliah ini gak pernah ngasih tugas. Tapi kalian sebaiknya memperhatikan semua materi yang dijelaskan, terlebih lagi yang gak ada di presentasi (ppt), karena banyak soal UTS yang keluar dari situ. Entah kenapa gue gak inget ada UAS tertulis atau tidak. Dan ya, nilai UTS gue jetoi karena tidak gue emang tidak terlalu baik dalam menghafal.

Hal terbaiknya dari mata kuliah ini adalah tugas akhirnya. Pas tugas akhirnya kelar, semua beban rasanya ploooooooooong dan kebayar banget. Berasa gak nyesel milih mata kuliah ini. Apa tugas akhirnya? You guess it, bikin acara musik! It was so dope! Waktu itu gue bawain vokal group tiga lagu bertemakan Christmas. Latihannya emang bener-bener total sih, pulang malem, minjem studio, latihan di samping rektorat hanya ditemani lampu jalan hahahaha. Dan hasilnya juga sangaaaaaaat memuaskan. Kak Gita ngasih nilai 100.00 untuk tugas akhirnya yang bobotnya 50%. Udah ditebak lah, A di tangan.

Jadi apakah MPKO selalu lebih mudah daripada MPKS? Lebih mudah mungkin, tapi jelas lebih menyenangkan MPKS.