Monday, June 20, 2016

Setahun jadi mahasiswa FMIPA UI, in a nutshell

Hari ini, 20 Juni 2016, adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua mahasiswa FMIPA UI. Hari ini adalah hari terakhir pengunggahan nilai mahasiswa oleh dosen ke SIAK-NG, yang artinya mahasiswa bisa melihat hasil kerjanya selama satu semester dalam bentuk nilai secara lengkap. Semua mahasiswa pasti ngerasain gimana rasanya begitu berbeda dan spesial bagi masing-masing pribadi. Ada yang penuh harap, ada yang penuh cemas, ada yang gabungan keduanya dan ada juga yang ditambah dengan sesendok sumpah serapah. Bagaimana dengan gue?

Heuh, abstraknya: gue ambivalent. Pertama-tama senang dengan IP acuan yang tinggi kemudian jatuh, lebih jatuh, jatuh banget, dan naik lagi perlahan-lahan. Di tiap prosesnya ada perasaan khawatir, ada sedikit bangga, tapi kebanyakan gak peduli. Perlahan-lahan gue akan coba review masing-masing matkul secara objektif jadi pembaca bisa tau apa yang akan dihadapi di masing-masing matkul.

Tentang IP, apakah gue sudah puas dengan yang gue capai sekarang? IP gue dari semester satu adalah 3.84, dan merangkat sedikit menjadi 3.86 di semester dua. Kebanyakan orang ambis mungkin akan langsung sedih karena tidak dapat membuat perubahan yang signifikan, tapi ya, mau gimana, gue orang yang ambisnya berbeda, I might say.

Di saat orang-orang yang lain menangis, meratapi hasil yang mereka dapat, malam ini gue cuma mau bersyukur aja sama Tuhan atas apa yang gue dapat. Gue gak akan pernah mau merendahkan mereka dengan mengatakan ada yang salah dengan cara belajar mereka atau apa. Gue sama sekali gak mau menganggu dapur mereka. Malam ini, gue cuma mau berbagi apa saja yang membuat kok kayaknya bisa yah dapet segitu?

Pertama-tama, gue bukan yang paling atas. Masih BANYAK yang ada di atas gue. Bahkan rumornya ada yang 4 sempurna. Yaa, bagus untuk mereka jika dapat segitu, tapi seperti yang mau gue bilang, malam ini gue gamau ganggu dapur orang lain.

Mungkin ada yang bertanya, gue ambis banget ya? belajar terus setiap hari ya? pegang buku kemana-mana? kok perfeksionis banget sih? dan sebagainya. Semoga semua pertanyaan itu dapat terjawab dalam satu kalimat ini: Aku bersyukur kepada Tuhan Allahku atas RahmatNya yang masih kurasakan hingga detik ini.

Maksud gue, sekuat apapun kamu berusaha, setinggi apapun meloncat, seberapa kuat kamu bertahan, seberapa besar usaha kamu buat belajar, kalo Tuhan bilang ini waktunya untuk merendah, maka jadilah.

Tapi kadang hal ini juga yang dipake orang untuk alibi: Yaa nilai gue jelek karena belum waktunya Tuhan izinkan untuk bagus kan? Gue tidak ingin memunculkan perdebatan, tapi menurut gue, Tuhan sudah menunjukan kebaikannya dengan menyediakan semua sarana yang bisa gue pakai untuk belajar lebih keras, untuk melangkah lebih cepat, untuk bertahan lebih lama dan untuk tetap ada di rancangannya yang terbaik. Itu semua tergantung masing-masing pribadi gimana caranya mereka memanfaatkan lingkungan yang udah disiapkan Tuhan kepada masing-masing pribadi. Ada yang menggunakannya dengan baik, dan dengan rendah hati ia selalu meminta lebih, dan hasilnya berbuah manis. Tapi ada juga yang lebih memilih yang menurut dirinya sendiri baik, dan maka jadilah yang bukan menurut Tuhan, tapi menurut dunia ini. Jadi intinya adalah mudah: respons menentukan hasil.

Gue bersyukur kepada Tuhan Allahku karena sepanjang 2 semester ini, ada kebijaksanaan yang senantiasa membimbingku kemanapun aku pergi. Untuk berani mengatakan tidak di saat yang benar, untuk berani berdiri di atas pendapat sendiri meskipun sendirian, dan untuk tetap menjadi benar di antara ketidakbenaran di sekelilingku. Pengertian kaya begini, gak akan pernah didapatkan di buku teks manapun, atau mentoring apapun di manapun. Hal-hal tersebut muncul saat lu mulai sadar bahwa, takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Dan gue sudah buktikan, itu benar.

Jadi apa maksudnya ini semua? Seperti judul blog ini, ini adalah sebuah jurnal. Metodologinya telah gue jelaskan. Kesimpulannya juga sudah ada. Tergantung masing-masing yang baca mau mengikuti atau enggak. Kalau ternyata tujuannya adalah sama dengan gue, lantas secara empiris harusnya mengikuti metodologi yang sama dengan gue akan mendapatkan hasil yang kurang lebih sama dengan gue juga.

Ke depannya juga gue akan coba bahas segala sesuatunya yang telah gue alami di sini secara detail. Tapi, butuh waktu yaa. Labwork is coming, olimpiade is coming, penelitian is happening, lots of things are coming and happening. Kalo ada kata penutup yang pas untuk ini, mungkin cuma dua kata yang cocok untuk dituliskan di sini: puji Tuhan! :)

No comments:

Post a Comment